Bismillahirrohmannirrohiim...
Assalamu’alaikum??
Hai, namaku Ashfi. Ashfi Dania. Aku lahir tanggal 22 April tahun 2000.
Aku anak ke-4 dari 6 bersaudara. Aku suka sekali menulis, membaca, nonton, dan
kadang mencoba ngutak atik sesuatu tanpa sepengetahuanku. Tapi dari situ,
kadang-kadang, aku juga mendapat pengalaman dan ilmu baru. Yah, walau
kadang-kadang. Tapi, kalo gak percaya coba aja.
Aku tinggal di rumah warisan alm. Nenek dari ayah. Alamatnya, ada di
Sukabumi, Jl. Goalpara. Aku juga sekarang menduduki kelas sembilan di
sekolahku, SMPIT Adzkia. Soal alamatnya, kalian pasti tau. Soalnya aku denger,
sekolah itu satu-satunya SMP di Adzkia.
Pada kesempatan ini, aku bakal berbagi pengalaman yg baru-baru ini aku
alami.
Di sekolah,teman-teman bilang aku orang yang pemalu, sahabat-sahabatku
bilang aku ga punya malu, dan guru(especially Mr. Khans) bilang aku
malu-maluin. Tapi, gak apa-apa. Walau emang aku juga ngerasa seperti itu. Tapi,
kadang aku salah tangkap tentang perkataan-perkataan mereka. Dan, itu juga
–kadang- menjadi masalah serius buat diriku sendiri. Kenapa? Yang aku tahu, ada
sesuatu yang masih membuatku bingung karna semua itu. Aku masih tak bisa
mengerti diri sendiri. Dan, semua itu tentu berawal dariku, fikiranku, dan juga
hatiku. Kadang apa yang aku lakukan tidak seperti apa yang kufikirkan
sebelumnya, dan tidak pula satu kata dengan hatiku
Tapi, suatu pagi, ayahku bercerita dalam perjalananku berangkat ke
sekolah. Sebenarnya, beliau sedang menasehati adikku yang akan kembali ke
pesantrennya. Tapi, aku tetap mendengarkan dan menangkap suatu hikmah yang
berarti untuk diriku. Dan, aku bersyukur dapat membaginya..
Ayahku membuka nasehatnya dengan
salah satu ayat dari Al-Qur’an, : “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk
menguji kamu, siapa yang lebih baik amalnya...” (QS. Al-Mulk : 2) ya, Hidup
di dunia ini adalah ujian. Kadang kita sedih atau bahagia, semua itu ujian dan
tergantung cara kita menyikapinya. Seperti lagu, jika zaman sekarang kebanyakan
adalah lagu cinta, pastilah ada lagu cinta yang senang dan sedih. Senang
mungkin saat sang penulis lagu sedang berbunga-bunga jatuh cinta atau
semacamnya, dan sebaliknya sedih juga mungkin saat sang penulis sedang patah hati.
Tapi, kalian tahu lagu yang liriknya kira-kira seperti, “di radio.. aku
dengar, lagu kesukaanmu...” –Gombloh, Kugadaikan Cinta. . Itu adalah lagu
patah hati. Namun, yang berbeda, lagu itu sama sekali tidak menunjukan
kesedihan parau yang sekarang ini banyak dimasukkan untuk lagu-lagu patah hati.
Itu berarti, sang penyanyi/penulis berbeda dalam menyikapi patah hati itu. Kita
pun sama, sedih dan senang itu adalah hal biasa berputar dalam kehidupan kita. Setiap
selesai satu masalah, pastilah datang satu masalah yang lain. Entah itu dari
keluarga, teman, lingkungan, ataupun diri sendiri. Kita saja yang seharusnya
tak berlebihan menghadapi semua itu, biasa saja. Karna banyak orang yang
dikatakan banyak hutang, pengeluaran, dan kurang pekerjaan. Namun tetap
menikmati hidupnya, tenang. Karena ia hanya yakin pada Allah, yang akan
menunjukkan jalan keluar dari segala permasalahannya. Asal kita yang mau
berusaha.
Begitulah, sebagai seorang muslim, kita wajib menyikapi segala permasalahan
apapun dengan sikap terbaik, dan dengan amalan terbaik. Agar kita mendapat
balasan yang lebih baik di akhirat kelak.
Jadi apapun, kita memang tetap harus bangga dan bersyukur dengan apa
yang ada pada diri kita dan apa yang ada di sekeliling kita sebagai karunia yang
tiada banding dari Allah. Meski kadang yang kita lakukan mendatangkan suatu
permasalahan. Gak usah minder dengan semua itu, jalani saja. Pasti ada jalan
keluar.
Walau gak semua orang bisa menyelesaikannya.
Karna, Tua Itu Pasti. Tapi, Dewasa Itu Pilihan J
0 komentar :
Posting Komentar